Perbandingan Masa Tunggu Haji Jemaah Indonesia dengan Negara ASEAN: Kenapa Indonesia Paling Lama?

pttogel Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang menjadi dambaan setiap Muslim di seluruh dunia. Di negara-negara dengan populasi Muslim besar seperti Indonesia dan beberapa negara ASEAN lainnya, antusiasme untuk berhaji sangat tinggi. Namun, terbatasnya kuota haji yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi memunculkan antrean panjang, khususnya di Indonesia. Lantas, bagaimana sebenarnya perbandingan masa tunggu haji di Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya? Artikel ini akan mengulas secara mendalam fakta, data, dan faktor-faktor yang memengaruhi panjangnya masa tunggu tersebut.


Masa Tunggu Haji di Indonesia: Bisa Sampai 47 Tahun
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, sekitar 237 juta jiwa atau 87% dari total populasi. Tak heran, permintaan untuk berangkat haji sangat tinggi setiap tahunnya. Namun, kuota yang diberikan oleh Arab Saudi untuk Indonesia terbatas, yaitu sekitar 221.000 jemaah per tahun, yang terbagi menjadi jemaah reguler dan jemaah haji khusus.

baca juga: dj-panda-ungkap-alasan-batal-nikahi-erika-carlina-di-balik-sorotan-kamera-ada-luka-yang-tertinggal

Data terbaru dari Kementerian Agama RI menunjukkan bahwa masa tunggu haji di beberapa provinsi bisa mencapai 47 tahun, seperti di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Bahkan, di rata-rata nasional, masa tunggu haji reguler saat ini berkisar antara 20 hingga 30 tahun.

Faktor Penyebab Panjangnya Masa Tunggu di Indonesia:

  1. Jumlah Pendaftar Sangat Besar: Ribuan orang mendaftar setiap harinya.

  2. Sistem Pendaftaran Tanpa Batas Kuota Tahunan: Setiap pendaftar yang membayar setoran awal langsung masuk ke dalam antrean nasional, tanpa batasan tahunan.

  3. Pembatasan Kuota dari Arab Saudi: Penetapan kuota berdasarkan 0,1% dari jumlah penduduk Muslim.

  4. Minimnya Keberangkatan Saat Pandemi: Masa pandemi COVID-19 menyebabkan penumpukan antrean karena keberangkatan sempat ditunda.


Perbandingan dengan Negara ASEAN Lainnya

  1. Malaysia: Masa Tunggu 30 Tahun (Tapi Lebih Tertib)
    Malaysia memiliki sistem tabungan haji yang dikelola oleh Lembaga Tabung Haji. Kuota haji Malaysia sekitar 31.600 orang per tahun. Meskipun jumlah Muslim jauh lebih sedikit daripada Indonesia, permintaan cukup tinggi. Masa tunggu berkisar antara 20–30 tahun, tergantung wilayah. Namun, Malaysia dikenal lebih disiplin dalam mengelola antrean dan dana calon jemaah.

  2. Brunei Darussalam: Masa Tunggu Hanya 5–10 Tahun
    Brunei dengan populasi kecil dan mayoritas Muslim mendapatkan kuota sekitar 1.000 jemaah. Sistem seleksi ketat dan antrian yang tidak terlalu panjang membuat masa tunggu lebih pendek, hanya sekitar 5–10 tahun.

  3. Thailand: Masa Tunggu 5–8 Tahun
    Meskipun Muslim adalah minoritas (sekitar 6% dari total populasi), komunitas Muslim di wilayah selatan Thailand seperti Pattani, Yala, dan Narathiwat cukup aktif mendaftar haji. Kuota Thailand sekitar 7.000 orang. Masa tunggu relatif pendek, yakni antara 5 hingga 8 tahun.

  4. Singapura: Antrean 25–30 Tahun
    Singapura memiliki sistem pendaftaran yang sangat transparan dan berbasis digital. Meskipun kuota Singapura hanya sekitar 900–1.000 orang per tahun, dengan jumlah Muslim sekitar 15% dari populasi, masa tunggunya tetap panjang—sekitar 25 hingga 30 tahun.

  5. Filipina, Kamboja, dan Myanmar: Masa Tunggu Singkat atau Hampir Tidak Ada
    Negara-negara ini memiliki populasi Muslim yang sangat kecil. Akibatnya, meskipun kuota terbatas (ratusan hingga seribu orang), permintaan relatif rendah sehingga tidak terjadi antrean panjang.


Kesimpulan: Mengapa Indonesia Paling Lama?
Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, masa tunggu haji di Indonesia adalah yang paling lama. Hal ini disebabkan oleh kombinasi jumlah pendaftar yang luar biasa besar, kuota terbatas, serta sistem pendaftaran yang memungkinkan siapa pun masuk antrean tanpa batasan tahunan.

Rangkuman Perbandingan Masa Tunggu Haji di ASEAN:

Negara Masa Tunggu Kuota Haji (±) Catatan
Indonesia 20–47 tahun 221.000 Terlama di dunia, animo sangat tinggi
Malaysia 20–30 tahun 31.600 Sistem Tabung Haji yang tertib
Singapura 25–30 tahun 900–1.000 Pendaftaran digital dan terorganisasi
Brunei 5–10 tahun 1.000 Sedikit pendaftar, proses cepat
Thailand 5–8 tahun 7.000 Minoritas Muslim, animo sedang
Filipina 1–3 tahun 1.000 Minoritas Muslim, antrean pendek
Kamboja/Myanmar Hampir tidak ada <1.000 Peminat sedikit

Penutup
Panjang masa tunggu haji di Indonesia menjadi tantangan besar yang terus dicarikan solusinya oleh pemerintah. Sementara menanti giliran, para calon jemaah dihimbau untuk tetap menjaga niat, mempersiapkan diri secara mental dan spiritual, serta berdoa agar dipanggil menjadi tamu Allah lebih cepat. Belajar dari negara-negara ASEAN lain, terutama dalam hal pengelolaan sistem dan edukasi publik, bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia agar antrean haji lebih manusiawi dan efisien di masa mendatang.

sumber artikel: shopee88.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *